Makerforte – Dalam era media sosial, standar kecantikan telah mengalami pergeseran yang signifikan, didorong oleh tren yang viral dan figur publik yang menjadi panutan. Salah satu tren yang mendapat perhatian besar adalah memiliki bokong yang lebih besar dan berbentuk sempurna, seperti yang populerkan oleh selebriti seperti Kim Kardashian. Namun, di balik obsesi ini, tersimpan risiko yang mematikan, seperti yang terjadi pada seorang influencer yang akhirnya kehilangan nyawanya dalam upaya mencapai bokong idaman tersebut.
Obsesi yang Berbahaya
Kecantikan fisik sering kali menjadi fokus utama di dunia media sosial. Menurut Itmightbelove Gambar-gambar tubuh sempurna bertebaran di Instagram, TikTok, dan platform lainnya, menciptakan tekanan yang luar biasa bagi banyak individu, terutama wanita muda, untuk mencapai standar tersebut. Salah satu area tubuh yang menjadi objek obsesi adalah bokong. Tren ini semakin marak setelah selebriti seperti Kim Kardashian mempopulerkan bentuk tubuh yang lebih curvy, dengan fokus khusus pada bokong yang besar dan berbentuk. Influencer, yang sering kali hidup di bawah sorotan publik, merasa terdorong untuk memenuhi ekspektasi ini, sering kali dengan cara-cara yang tidak aman. Operasi pembesaran bokong, atau yang dikenal dengan istilah Brazilian Butt Lift (BBL), menjadi prosedur yang semakin populer. Namun, operasi ini bukan tanpa risiko. Menurut beberapa studi medis, BBL adalah salah satu prosedur kosmetik paling berisiko, dengan tingkat komplikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan prosedur lain.
Jalan Tragis Seorang Influencer
Salah satu kisah tragis yang mencuat baru-baru ini adalah tentang seorang influencer yang begitu terobsesi dengan memiliki bokong sempurna hingga ia memutuskan untuk menjalani operasi BBL. Meskipun telah diperingatkan tentang risiko yang menyertai prosedur tersebut, keinginannya untuk mencapai penampilan ideal yang ditampilkan di media sosial begitu kuat sehingga ia tetap melanjutkan prosedur tersebut. Sayangnya, operasi yang ia jalani berakhir dengan komplikasi serius. Setelah beberapa hari mengalami rasa sakit yang hebat dan mengalami komplikasi yang tidak tertangani dengan baik, nyawanya tidak dapat diselamatkan. Kematian influencer ini mengguncang komunitasnya dan menjadi peringatan keras tentang bahaya obsesi terhadap standar kecantikan yang tidak realistis.
Efek Psikologis dari Standar Kecantikan
Kasus tragis ini menyoroti dampak psikologis yang signifikan dari standar kecantikan yang dipromosikan di media sosial. Obsesi untuk memenuhi standar tersebut dapat memicu gangguan citra tubuh, rendahnya harga diri, dan bahkan keputusan-keputusan berbahaya yang mengancam kesehatan dan kehidupan. Banyak orang, terutama wanita muda, merasa tekanan untuk terlihat “sempurna” dan mengejar penampilan yang tidak realistis, sering kali tanpa mempertimbangkan risiko yang terlibat. Psikolog mencatat bahwa media sosial telah memperparah tekanan ini, dengan algoritma yang mendorong konten yang menampilkan tubuh ideal dan “sempurna.” Akibatnya, individu yang rentan terhadap pengaruh ini mungkin merasa tidak puas dengan penampilan mereka sendiri, meskipun sebenarnya tidak ada yang salah dengan tubuh mereka. Fenomena ini dapat memicu keinginan untuk melakukan operasi kosmetik, bahkan jika itu berarti mempertaruhkan kesehatan dan nyawa mereka.
Pentingnya Kesadaran dan Edukasi
Kisah influencer ini harus menjadi peringatan bagi semua orang tentang bahaya mengikuti tren kecantikan tanpa memahami risikonya. Penting bagi masyarakat untuk menyadari bahwa standar kecantikan yang dipromosikan di media sosial sering kali tidak realistis dan dapat menimbulkan dampak yang merugikan, baik secara fisik maupun mental. Edukasi tentang risiko operasi kosmetik dan pentingnya menerima dan mencintai diri sendiri apa adanya adalah langkah penting untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan. Media sosial juga memiliki peran penting dalam menciptakan kesadaran ini, dengan mempromosikan konten yang lebih positif dan realistis tentang kecantikan. Obsesi untuk memiliki tubuh sempurna seharusnya tidak mengorbankan kesehatan atau nyawa seseorang. Menerima diri sendiri dan menolak tekanan standar kecantikan yang tidak realistis adalah langkah pertama menuju kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.